Sabtu, September 12, 2009

Persembahan yang Kreatif

Oleh: Herry Prasetyo


Suatu ketika, seorang teman bercerita kepada saya: “Kalau tidak ingin mengalami kesunyian, jangan menjadi orang yang kreatif dan berjiwa pemimpin. Hiduplah seperti orang kebanyakan, yang mengalir seperti air, nyantai, dan tidak banyak maunya.” Padahal, kawan saya ini adalah orang yang sangat kreatif, jiwa kepemimpinannya sangat hebat, bahkan ia masih bisa menyisakan waktunya untuk membantu orang yang berkesusahan, tanpa merasa bosan. Lalu, mengapa ia mengatakan hal itu kepada saya? Apa maksud dari perkataannya? Ketika saya tanya, ia waktu itu tidak memberikan jawabannya, sepatah kata pun.

Sang waktu kemudian berjalan dengan membawa banyak pengalaman, banyak persoalan, banyak pula kesempatan untuk menikmati dan memperbarui hidup. Sang waktu pun menawarkan banyak relasi, banyak pribadi yang juga mencoba menyempurnakan makna hidup, dari sudut pandang masing-masing. Saya pun demikian. Sepenggal demi sepenggal hidup dimaknai, dirasakan, diubah dan di-upgrade untuk mencapai puncak pemahaman yang sempurna. Tidak ada waktu yang seharusnya terbuang percuma karena di dalamnya tidak ada yang bisa diulang, seperti penggalan-penggalan cerita film yang bisa diedit dan disusun ulang. Dan, tanpa sengaja, saya pun menemukan jawaban dari perkataan teman saya di atas.

Memang sulit mencari teman yang kreatif, yang banyak ada adalah pribadi penurut yang ingin cari aman. Memang sulit mencari teman berpribadi pemimpin, yang banyak ada adalah pribadi pengikut. Sebaliknya, sangat banyak yang memiliki prinsip “mengalir seperti air” hingga terlena tak berbuat yang terbaik untuk perubahan diri menjadi sempurna. Tak ada yang sempurna, begitulah anggapan kebanyakan orang, sehingga setiap hasil usaha pun setengah-setengah, tak lebih, tak sempurna. Dan, pribadi yang nyantai, juga luar biasa banyak. Pengikutnya pun tak terhitung, kita bisa langsung tunjuk tanpa pusing kepala.

Kepemimpinan dan kreativitas menjadi dua kata asing, hidup di dalam “makna sunyi” karena hanya dimiliki segelintir orang. Padahal, Tuhan mengajak manusia untuk kreatif, berjiwa pemimpin, sehingga apa yang dilakukan manusia bisa memberi makna untuk sesama. Tuhan tidak menginginkan setiap pribadi yang beriman menjadi “layu tak berkembang” karena akal budi dan nuraninya tidak dipergunakan dengan baik, kreatif, dan penuh nuansa kepemimpinan. Mungkin banyak di antara kita yang ingin merespons ajakan Sang Ilahi itu, namun belum memahami diri sendiri dan kemampuan pribadi. Untuk itulah, perlu introspeksi.

  
Pribadi Istimewa 
Kita diciptakan sebagai pribadi yang istimewa, dengan demikian, harus istimewalah sikap dan tindakan yang kita lakukan. Bukan berarti kita ingin dimuliakan membabibuta, namun dengan pribadi yang dikaruniakan kepada kita, sudah sewajarnya seandainya kita memberikan yang terbaik untuk diri sendiri, untuk lingkungan sosial, juga untuk lingkungan pekerjaan kita. Kreativitas dan kepemimpinan sangat diperlukan karena tanpanya kita tidak akan mampu berbuat lebih. Kita bukan pribadi yang semakin hari semakin bodoh, namun sebaliknya, kita adalah manusia pembelajar yang dengan kemampuan akal dan hati, seharusnya semakin lama semakin dewasa dalam sikap dan tindakan.

Memang sangat sedikit teman yang kreatif dan berjiwa kepemimpinan, bisa dihitung dengan jari, bahkan, tidak bisa dihitung. Bukan saking banyaknya, tapi mungkin karena kebetulan tidak ada orang seperti itu di sekitar Anda. Sunyi. Namun, bukan berarti kita menjadi “mati gaya, mati rasa”. Kita harus mampu menciptakan diri sendiri menjadi pribadi yang kreatif dan berguna karena hanya dengan demikian, kita dapat memuliakan Tuhan dengan karya terbaik kita. Jangan terlena dengan hidup yang sudah ada saat ini, karena masih banyak yang dapat kita gali, masih banyak yang dapat kita perbuat. Pimpinlah diri sendiri menuju kreativitas tanpa batas. 

Kesunyian karena sangat sedikitnya roh kreativitas semoga mampu kita ubah menjadi roh sukacita karena setiap orang yang terlibat dalam pekerjaan, dalam cinta, dan dalam kehidupan yang lebih luas menyadari makna peran dan keberadaannya. Tidak sekadar ada, namun benar-benar mampu menghayati keberadaannya di tengah-tengah relasi maupun para sahabat terkasihnya. Jika kita menjadi pemimpin di antara banyak pribadi, memimpinlah dengan kreatif dan hati yang jernih. Jika kita menjadi orang yang biasa-biasa saja, tetap pimpinlah diri sendiri menjadi orang yang mampu menciptakan karya terbaik, meskipun masih sebatas untuk diri sendiri.

Mudah-mudahan, kesunyian itu pecah menjadi kabar sukacita karena kita mampu bersama-sama berlomba menciptakan karya kreatif dan berdaya saing. Buatlah Tuhan tersenyum dengan kreativitas tanpa batas yang Anda persembahkan. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar