Sabtu, September 12, 2009

Menikmati Waktu Luang

Cara kita memanfaatkan waktu luang 
juga mencerminkan siapa diri kita.



MARI kita mulai dari hal yang sangat sederhana dan sangat kita syukuri kehadirannya: karunia waktu, dan saya fokuskan kepada waktu luang yang kita miliki. Dalam setumpuk aktivitas sehari-hari, terutama di kantor atau lingkungan kerja, kita pasti memiliki waktu luang. Banyak orang lalu menasihatkan suatu kata atau ungkapan terindah kepada kita: manfaatkanlah waktu luang. Saya sangat setuju dengan nasihat ini. Saya pun meyakini bahwa cara kita memanfaatkan waktu luang juga mencerminkan siapa diri kita. 

Dengan demikian, saya tidak ingin kehilangan momen terbaik di saat ada waktu luang; waktu yang bagi saya disediakan untuk memberi kesempatan kita menggairahkan hidup, menjaga ritme diri agar kita tidak kelelahan atau bosan dengan nuansa hidup sehari-hari yang kita jalani. Bentuk-bentuk aktivitas apa yang bisa kita lakukan di saat waktu luang kita miliki?


“Terapi Menulis”  
Akan lebih mudah bagi saya memaparkan aktivitas di saat waktu luang kepada Anda dengan mengambil contoh diri saya sendiri. Salah satu bentuk aktivitas yang saya lakukan adalah menulis; baik itu menulis artikel pendek ataupun mengonsep naskah buku. Tema yang saya tulis pun tidak jauh dari lingkungan hidup saya, baik itu lingkungan kerja maupun kehidupan keluarga. Melalui tema-tema tersebut, ide atau inspirasi saya akan sangat mudah mengalir; saya tinggal menambahkan referensi atau pengalaman hidup orang lain sebagai “bumbu motivasi” agar tulisan menjadi “bergairah”; setiap katanya bisa memberi kekuatan bagi yang membacanya.

Waktu luang dengan kegiatan menulis ini juga saya manfaatkan sebagai salah satu bentuk terapi; ya, mungkin orang mengatakannya sebagai “terapi menulis”. Terapi dengan cara ini, saya bisa menjaga keseimbangan jiwa, keseimbangan hati dan pikiran karena saya bisa mengeluarkan kekesalan, kebimbangan, kemarahan, kekecewaan dalam suatu tulisan. Saya pun bisa menuliskan suatu kekaguman, kebanggaan, rasa penghargaan terhadap orang lain dan hidup itu sendiri dengan lebih leluasa. Di sinilah saya merasakan waktu luang menjadi lebih berharga, tidak terbuang percuma, bahkan mampu memberi inspirasi melalui tulisan kepada diri sendiri dan kemudian bila tulisan tersebut diterbitkan, mudah-mudahan juga memberi “pencerahan” kepada orang lain. Dengan demikian, saya secara tidak langsung bisa membantu menyalurkan energi positif kepada diri sendiri dan tentu orang lain sehingga kita memiliki gairah hidup yang sulit padam.

Tulisan yang penuh makna yang saya buat di saat waktu luang semoga juga menyentuh hati Anda di saat Anda membaca buku ini; di saat Anda memiliki waktu untuk membacanya. Oke, jadi, kita kemudian bisa melangkah ke kegiatan berikutnya untuk mengisi waktu luang, yaitu membaca buku.


Membaca Buku
Saya bukan kutu buku, tapi saya suka membaca. Selain itu, aneh rasanya sebagai seorang penulis bila saya tidak pernah membaca buku. Salah satu sumber inspirasi terbaik adalah buku, jika kita membacanya dengan hati dan pikiran jernih, tidak sambil lalu. Buku juga membuka cakrawala kita jauh lebih luas, memberi pemahaman dari yang sebelumnya kita belum mengetahuinya. Buku juga merangsang daya imajinasi kita yang dapat kita manfaatkan untuk membuat hidup lebih dinamis, tidak monoton, punya variasi, sehingga gairah untuk hidup lebih mudah kita miliki.

Anda tentu juga tahu bahwa membaca buku-buku yang bermutu dan sesuai dengan minat Anda akan memberi energi positif terhadap aktivitas Anda sehari-hari. Saya yakin Anda tidak akan sembarang membaca buku, Anda pasti memiliki minat khusus, mempunyai perhatian jauh lebih fokus terhadap suatu buku; baik itu buku fiksi maupun nonfiksi. Apa yang Anda baca juga mencerminkan siapa diri Anda. Apa yang Anda petik dari suatu manfaat yang dibawa suatu buku juga menentukan jalan hidup Anda ke depan. Untuk itu, Anda pasti sangat menyadari untuk berlaku selektif terhadap bahan bacaan yang Anda taruh di waktu luang Anda. 

Bagi sebagian orang, membaca buku bahkan suatu kewajiban dan tidak hanya sekadar mengisi waktu luang. Untuk orang-orang yang sedang dalam masa studi formal maupun informal, membaca buku adalah kegiatan pokok dan berada di waktu-utama. Oleh karena itu, mereka tidak akan memanfaatkan waktu luang untuk membaca buku. Waktu luang mereka pasti diisi dengan kegiatan lain yang tidak bersentuhan dengan buku, agar mereka tidak merasa bosan. Mereka akan mencoba menjaga gairah hidup, gairah studi, dengan memanfaatkan waktu luang dengan menonton film, misalnya, atau berlibur ke pegunungan, pantai, atau wahana hiburan lainnya. Oke, saya ambil salah satu contoh lain untuk memanfaatkan waktu luang, yaitu menonton film yang saya sukai. 


Nonton Film
Seperti Anda, saya juga sering menonton film. Banyak genre film yang bisa kita tonton, namun saya lebih suka menonton film action. Bagaimana dengan Anda? Saya yakin Anda punya pilihan sendiri, entah itu film horor, film drama, film kolosal zaman-zaman kerajaan tempo dulu, film perang, dan lain-lain. Dari cerita film, hal pertama yang dapat saya ambil sebagai bahan pembelajaran adalah: hidup kita juga terdiri dalam beberapa adegan, berada dalam suatu alur (hidup), dan akan berakhir pada suatu titik tertentu. Ini juga bisa saya ambil hikmahnya dari suatu drama, misalnya, juga termasuk buku yang tersusun dalam suatu bab. Ada segmen hidup, ada bab pengalaman, yang tentu kita sebagai aktornya harus menjadi pemenang.

Hal lain yang bisa saya petik hikmah dari suatu film, ada tantangan hidup yang harus dimenangkan oleh aktor utamanya. Sang aktor harus melewati banyak rintangan, bahkan sering kali berada dalam suatu kekerasan-perjuangan yang berat, sebelum ia menjadi pemenangnya. Kekerasan yang ditunjukkan dalam film action yang saya gemari itu selalu mengingatkan saya akan perjuangan hidup yang berat, tidak selalu mudah kita melewatinya, namun dengan keyakinan dan usaha yang superhebat, kita bisa menuntaskannya.

Di sela-sela adegan kekerasan bahkan terkesan brutal di dalam suatu film action, ada selipan “sisi-sisi kemanusiaan” yang lebih lembut, tak jarang memberikan sentuhan cinta kasih yang mampu menyentil hati kita yang kadang terlupa bahwa hidup menyimpan energi cinta untuk sesama. Di samping itu, ditunjukkan sisi-sisi kelemahan yang ada pada pemeran utamanya, yang membuat saya berpikir bahwa hidup terasa berat karena kita memiliki kelemahan dalam menyiasatinya. Kita bukan manusia yang sempurna 100%, yang memiliki segala cara tersedia untuk mengalahkan masalah. Kita bahkan sering diberi cobaan untuk mencari cara tersembunyi di sela-sela kesempatan untuk mengalahkan “musuh”, mengalahkan bentuk-bentuk tantangan yang diberikan hidup kepada kita.

Itulah beberapa hal yang dapat saya ambil manfaatnya ketika saya menikmati waktu luang dengan menonton film. Durasi film sekitar dua jam tersebut mampu membuat hidup saya kembali bergairah, bila saat itu saya sedang “down”, kehilangan “mood”, terlebih jika sehari-hari bertemu dengan pribadi-pribadi yang tak tahu diri, tidak tahu menempatkan kepentingan diri dan sesama secara seimbang. Atau ketika saya harus berinteraksi dengan orang-orang yang hanya mampu menawarkan “kekerasan, persaingan tak sehat” dalam dunia bisnis yang kadang kurang beretika.  


Apa Aktivitas Anda? 
Saya dan Anda adalah dua pribadi yang berbeda. Saya dan Anda memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri, juga mempunyai minat yang sangat mungkin berbeda. Oleh karena itu, jika saya boleh bertanya, apa aktivitas Anda di saat menikmati waktu luang? Yang saya ketahui, banyak hal bisa kita lakukan, misalnya dengan berolahraga, berdiskusi ringan (ngerumpi), makan di restoran favorit, berbelanja, dan lain-lain. Atau Anda diberi karunia pekerjaan yang memberi kesempatan kepada Anda ketika waktu luang untuk berinternet. 

Hal yang perlu Anda ingat, seperti sudah saya ungkapkan di atas, cara atau aktivitas Anda di waktu luang juga mencerminkan siapa diri Anda. Oleh karena itu, meskipun sifatnya hanya “memanfaatkan waktu luang”, berikanlah energi positif untuk diri Anda. Berikanlah inspirasi yang muncul dari saat-saat santai agar gairah hidup Anda selalu terbangkitkan. Jangan hanya puas sekadar memanfaatkan waktu luang dengan “membunuh waktu” tanpa arah yang jelas. Sesekali tak apa, namun jika berulang kali, alangkah sayangnya waktu luang Anda seumur hidup hanya Anda manfaatkan untuk “membunuh waktu”; tidak berbuat apa pun yang lebih bermanfaat untuk energi hidup Anda.  


Catatan: tulisan ini diambil dari buku berjudul “Membangkitkan Gairah Hidup”.  

Penerbit Suara Harapan Bangsa, Jakarta.

1 komentar:

  1. artikelnya sangat menginspirasi dan menambah wawasan saya
    http://blog.binadarma.ac.id/babeyudi

    BalasHapus