Sabtu, September 26, 2009

SETIAP ORANG BERHAK SUKSES

7 Kiat Menegur Bawahan 


Bila bawahan mempersembahkan karya yang gemilang, 
atau setidaknya bekerja dengan baik,
 jangan lupa berikan penghargaan. 
Minimal, ungkapkan penghargaan Anda dengan ucapan terima kasih.



Oleh: Herry Prasetyo

Menjadi atasan atau pimpinan gampang-gampang susah. Selain itu juga ada suka maupun dukanya. Dan, seorang atasan atau pimpinan, harus berinteraksi dengan bawahannya, yang sama-sama memiliki suatu tugas dan tanggung jawab.
 Dalam berinteraksi itulah, kadang terjadi benturan-benturan yang tidak menyenangkan. Mungkin bawahan Anda melakukan kelalaian atau kesalahan. Untuk itulah, Anda berhak dan bahkan wajib menegurnya, agar kesalahan yang dilakukan tidak terulang lagi, sehingga aktivitas di kantor tidak terganggu. Namun, ada saatnya pula, Anda sebagai atasan, perlu memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih, karena bawahan Anda melakukan pekerjaan dengan sempurna. Bagaimanakah kiat yang jitu agar Anda mampu menegur bawahan dengan bijak? 

1. Jangan memberi teguran di tempat dan waktu yang salah
Kadang, karena terlalu emosi, seorang atasan menegur bahkan memarahi bawahannya di tempat yang kurang pas. Misalnya, di depan para karyawan lainnya yang sedang santai beristirahat. Atau mempermalukan karyawan di saat rapat. 
Seorang bawahan yang tiba-tiba kena tegur atau kena marah atasannya di tempat dan waktu seperti ini, kadang membekas di hati dalam waktu yang lama. Bahkan, bisa menjadi dendam. Sebab dia tidak terima dipermalukan di depan teman-temannya. Akan lebih bijaksana, bila atasan memanggil bawahan yang memang harus ditegur itu ke ruang kerjanya. Ditunjukkan kesalahannya. Bila kesalahannya ringan, tegurlah secara lisan. Selain itu, beri jalan keluar agar dia tidak mengulangi kesalahan tersebut. Jangan asal bentak pada saat dan tempat yang tidak tepat.
Jika Anda mampu menegur pada saat dan tempat yang tepat, bawahan akan menghargai Anda. Dan dia akan kembali bekerja dengan perasaan plong, tanpa sakit hati karena merasa dipermalukan. 

2. Tegur bawahan sesuai prosedur yang telah disepakati bersama
Menegur bawahan biasanya ada mekanismenya. Untuk itu, Anda sebagai atasan perlu menaati mekanisme tersebut. Bila kesalahan bawahan tergolong ringan, tegurlah dengan lisan. Bila kesalahannya tergolong berat, Anda bisa memberikan teguran secara tertulis, tapi bertahap. Dari teguran pertama hingga ketiga. Selanjutnya, Anda bisa menjatuhkan sanksi yang berat, misalnya menskors atau membebastugaskan bawahan Anda. Yang penting Anda pahami, jangan sekali-kali keluar dari mekanisme yang ada. Sebab banyak mata dan hati melihat cara Anda sebagai atasan, menegur para bawahan. Sekali salah langkah, bisa-bisa Anda sendiri jatuh dari “kursi” kepemimpinan. 

3. Jangan campuradukkan masalah pribadi dengan masalah kantor
Baru saja tiba di kantor, seorang atasan tiba-tiba membentak bawahannya. Padahal, sang bawahan belum mengetahui apa kesalahan yang diperbuatnya. Bentakan itu bukan hanya terdengar oleh bawahan yang kena marah, tapi juga mengagetkan karyawan lainnya. Selidik punya selidik, ternyata sang atasan hanya melampiaskan kemarahannya karena baru bermasalah dalam rumah tangganya.
 Sebagai seorang yang profesional, hal itu tidak perlu terjadi. Apalagi Anda sebagai atasan yang tentu saja memiliki nilai lebih dibandingkan anak buah. Baik itu dalam hal mengendalikan emosi maupun dalam hal berpikir sehat dan jernih dalam melihat suatu permasalahan. Sebelum masuk kantor, alangkah baiknya Anda menata batin sejenak. Misalnya dengan menghela napas panjang dan mengeluarkannya dengan perlahan. Niscaya emosi akan terkendali, bahkan hilang sama sekali. Pikiran Anda pun lalu tertuju pada tugas-tugas rutin di kantor dan menjadi inspirator bagi bawahan Anda. Ingat, jangan buang kesal di depan bawahan Anda.

4. Buatlah suatu teguran bukan seperti teguran 
Menegur seseorang dan orang tersebut tidak merasa ditegur, tapi merasa diberi masukan, adalah tindakan yang bijaksana. Untuk bisa melakukan hal ini, Anda perlu melatih kedewasaan sebagai seorang pemimpin. Emosi, objektivitas, logika berpikir dan berbahasa, serta pandangan jauh ke depan perlu Anda olah sedemikian rupa. Sehingga ketika Anda sedang dalam situasi “geram” kepada anak buah, pelampiasannya konstruktif. Tidak asal “jewer” atau asal “sentil”. Sebisa mungkin, buatlah bawahan merasa nyaman dalam memperbaiki kesalahannya.

5. Ajak bawahan memperbaiki kesalahan bersama-sama dengan Anda
Sebagai seorang atasan, Anda perlu jeli melihat kemampuan bawahan. Kemungkinan, kesalahan yang dilakukan bawahan karena memang dia sudah tidak tahu lagi jalan keluar untuk memperbaiki kesalahannya. Di sinilah Anda perlu “masuk” ke dalam wilayah kerja bawahan Anda. Ajak dia memperbaiki kesalahan bersama-sama dengan Anda. Sebab sebagai pemimpin, Anda wajib menutup kelemahan anak buah. Ini sebenarnya juga suatu bentuk teguran, tapi sangat halus sifatnya. Namun, bisa jadi bentuk seperti ini malah membuat bawahan Anda cepat memahami seluk-beluk pekerjaan mereka. Bahkan, bawahan mampu mengembangkan tugas-tugasnya lebih dahsyat lagi. Jauh dari yang ada dalam bayangan Anda! Ini karena tidak lepas dari cara Anda memberi teguran yang simpatik.

6. Jangan pilih kasih kepada bawahan
Siapa pun yang bersalah, tegurlah! Nasihat itu mungkin ada baiknya Anda hiraukan. Sebagai atasan, sebaiknya Anda tidak pilih kasih, bahkan memiliki “anak emas”. Siapa pun karyawan yang bersalah, jangan ragu untuk diberi teguran. Jika Anda memiliki anak emas yang menjadi andalan Anda, biasanya menimbulkan iri hati pada karyawan lain. Biasanya pula, Anda jadi takabur. Anak emas Anda yang mungkin saja bisa “bertingkah”, luput dari teguran Anda. Padahal, Anda wajib menegur anak emas Anda itu. Jadi, langkah sederhana yang bisa Anda lakukan, jangan pilih kasih, dekatlah secara wajar kepada setiap bawahan, dan… tidak perlu memiliki “anak emas”. Tapi milikilah karyawan-karyawan yang tangguh dan profesional di bidangnya.

7. Identifikasi dengan benar siapa yang bersalah
Bisa jadi, kesalahan dilakukan oleh beberapa karyawan yang saling berkaitan dalam suatu tugas. Untuk itu sebagai atasan, Anda harus jeli mengidentifikasi siapa dari karyawan Anda yang benar-benar melakukan kesalahan. Identifikasi masalah yang tepat dari Anda, tidak akan menimbulkan kerumitan baru, yang membuat antar-karyawan saling menyalahkan. Tunjuk dengan tegas yang benar-benar melakukan kesalahan, dan berikan sanksi sesuai mekanisme yang ada. Jangan membuat keputusan mendua, yang bisa menimbulkan banyak penafsiran.  

Semoga cara-cara di atas menjadi bahan inspirasi bagi Anda dalam memberi teguran kepada bawahan. Tidak ada kesalahan bawahan yang tidak bisa diperbaiki. Moto itu perlu Anda pegang sebagai seorang pemimpin. Dan yang lebih penting, dalam menegur, jangan memosisikan Anda sebagai seorang bos besar yang leluasa meluapkan emosi maupun kemarahan. Sebaliknya, bila bawahan mempersembahkan karya yang gemilang, atau setidaknya bekerja dengan baik, jangan lupa berikan penghargaan. Minimal, ungkapkan penghargaan Anda dengan ucapan terima kasih.

Kamis, September 17, 2009

Meditasi di Saat Krisis

oleh: dr Yahya Wardoyo

 Banyak cara mengelola diri, terutama di saat krisis atau stres, salah satu caranya adalah dengan meditasi. Berikut kiat bermeditasi dari dr. Yahya Wardoyo, SKM, semoga bermanfaat untuk Anda.
 1. Duduklah di tempat yang nyaman (sofa, kursi goyang, kursi malas); atau berbaring di kasur agak keras (tapi jangan siap tidur).
 2. Hindarkan gangguan, misalnya matikan semua sumber bunyi (TV, radio), tutup pintu, matikan telepon, HP, atau pesan orang di sekeliling Anda agar tidak mengganggu, gaduh selama 10 menit saja.
 3. Bernapas lambat dan dalam: (a) tarik napas melalui hidung. Selama menarik napas, tempelkan ujung lidah di balik pangkal gigi seri; (b) tarik napas sedalam-dalamnya Anda mampu; di puncak tarikan, tahan sejenak (3 hitungan), (c) keluarkan napas perlahan-lahan dari mulut dengan meniup lewat mulut, sampai habis; di dasar embusan napas, tahan 3 hitungan, (d) barulah mulai menarik napas seperti tadi (diulang).
 4. Selama proses menarik napas, menahan, meniup (mengembuskan), menahan dan seterusnya, arahkan pikiran pada proses napas itu sendiri: gambarkan udara yang kaya oksigen memasuki lubang hidung, melewati jalan napas, mencapai paru-paru, di sana ditahan, memberi kesempatan oksigen masuk darah, bertukar dengan karbon dioksida dari darah; kemudian saat mengembuskan, gambarkan udara ‘kotor’ yang mengandung karbon dioksida itu keluar, lewat jalan napas, lewat mulut, keluar. Dan seterusnya.
 5. Upayakan ini berjalan tanpa gangguan selama 10 menit saja maka Anda akan mendapati bahwa denyut nadi Anda akan turun (melambat) seiring dengan melambatnya pernapasan.
 Perlambatan napas dan denyut nadi memberikan sinyal kepada otak bahwa Anda “berada dalam keadaan aman”. 

Selasa, September 15, 2009

3 Tip Singkat

TENTANG IMAJINASI 
Dalam bidang kerja apa pun, Anda memerlukan imajinasi agar pekerjaan, karier, maupun bisnis Anda tidak hambar. Bayangkan bila pikiran Anda tidak “berputar-putar” mencari ide untuk membuat pekerjaan Anda “penuh warna”, tidak monoton. Anda mungkin cepat terserang kebosanan! Ingatlah bahwa karya-karya gemilang, seperti di dunia film, musik, maupun sastra, tercipta karena imajinasi penciptanya bekerja dengan sangat baik. Mereka mampu menghasilkan karya yang luar biasa dan menikmati kesuksesan dengan modal imajinasi.

TENTANG ORANG-ORANG PILIHAN
Kesuksesan sering kali diawali dengan bekerja sama dengan orang lain; dan orang lain itu adalah benar-benar “orang-orang pilihan”. Tidak sembarang orang dapat Anda ajak untuk bersama-sama menjemput kesuksesan. Banyak alasannya mereka tidak tepat Anda ajak bekerja sama, mungkin mereka takut risiko, malas, tidak berani mencoba hal baru, orang-orang yang percaya kepada nasib tanpa mau berusaha mengubahnya, atau orang-orang yang terperangkap kekhawatiran yang mereka ciptakan sendiri. Orang-orang seperti ini, hindarilah! Kesuksesan yang akan Anda petik membutuhkan pribadi-pribadi yang tangguh, orang-orang pilihan.

TENTANG KARISMA
“Karisma hanya dimiliki oleh orang-orang besar. Karisma hanya melekat pada para pemimpin yang sukses!” – demikianlah anggapan banyak orang, mungkin juga Anda. Anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar, karena karisma bisa melekat pada diri siapa saja, termasuk Anda. Dan, karisma inilah yang akan menuntun Anda pada langkah keberhasilan dalam hidup; keberhasilan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Karisma sebenarnya juga telah melekat pada diri Anda, sebelum Anda menyadarinya. Oleh karena itu, hal utama yang harus Anda lakukan adalah: kenali karisma Anda!

Kiat Karyawan Jago Lobi

Untuk meraih kesuksesan yang menjadi target akhir dari seluruh usaha yang kita lakukan, sering kali kita tidak tahu cara yang tepat dan jitu. Kita mungkin malah hanya melakukan kegiatan rutin yang nuansanya sama sekali nol, tidak ada variasi, juga tidak ada progres yang jelas. Mengalir sajalah; itu kata yang sangat mudah kita ucapkan. “Yang penting bertindak, bertindak, dan terus bertindak…”
Oke, tidak ada hal yang salah dengan tindakan itu; hanya perlu cara dan strategi… dan lobi! Anda perlu tahu tentang hal-hal tersebut. Dengan lobi dan strategi itu, misalnya, Anda akan mudah mengetahui “tempat terbaik” dalam bisnis Anda, dalam karier Anda, juga ketika Anda sedang menapaki jalan sebagai karyawan menuju kehidupan yang lebih baik. 
Buku ini semoga bisa menjadi bahan inspirasi untuk Anda mempersiapkan diri melobi orang lain sehingga Anda bersama mereka bisa berhasil mewujudkan keinginan Anda. Ingatlah bahwa hampir setiap hari kita bersentuhan dengan “melobi orang lain”, mempengaruhi mereka, membujuk relasi Anda, namun mungkin dalam bentuk yang sangat sederhana. 

Senin, September 14, 2009

Anak Sumber Inspirasi

ANAK-anak adalah sumber inspirasi, sumber motivasi, dan bisa dikatakan “sumber untuk menikmati hidup” bagi kita sebagai orang tua. Tidak heran bila banyak petunjuk, banyak sumber, banyak buku, dan banyak ahli anak menyarankan kepada orang tua untuk berada “di samping anak”, apalagi ketika anak-anak sedang bertumbuh dan berkembang. 

Anda tentu juga ingin mempersembahkan hadiah terindah untuk anak-anak. Anda tentu ingin buah hati juga bertumbuh dan berkembang dengan wajar, cerdas-kreatif, dan menjunjung tinggi moral dan agama. Anda pun menginginkan anak-anak tidak cengeng, tidak mudah patah semangat, dan tidak mudah menyerah ketika ada kegagalan dalam hidup mereka.

Buku Anakku Bisa! ini bisa menjadi salah satu sahabat Anda dalam mendidik anak. Disajikan dengan sederhana, nyantai, dan mudah dicerna, Anda akan terinspirasi menikmati momen-momen terindah dan terbaik bersama anak Anda. Hasil akhirnya semoga terwujud kesuksesan anak-anak kelak ketika mereka dewasa; ketika mereka harus mencerna makna hidup dan kebahagiaan dengan cara pandang mereka sendiri. 


Sumber: Herry Prasetyo, Anakku Bisa!, Penerbit Sketsa Inti Media, Jakarta.

Hidup Lebih Bahagia Bersama Endorfin


Emmy Liana Dewi
Ibu Rumah Tangga, pendidik & trainer relaksasi



Endorfin adalah substansi penting dalam kehidupan kita, menjadikan diri kita nyaman dengan diri sendiri, dan menyebabkan kita menjadi senang dan bahagia. Kita menjadi mampu beraktivitas dengan gerak lebih banyak. Endorfin mempunyai efek sedatif, menjadikan kita merasa lebih damai dan tenang. Kata endorfin/endhorphine berasal dari endogenous dan morphine, yang artinya adalah morfin alami yang dihasilkan oleh diri manusia sendiri, tepatnya dari kelenjar hipofisis dan hipotalamus yang terletak di dasar tengkorak (Wikipedia). Di dasar tengkorak jugalah terletak otak yang mengatur emosi (emotional brain), sehingga sangat erat hubungan endorfin dan emosi kita. Endorfin mengurangi rasa nyeri, menghilangkan stres, sedih, depresi, maupun rasa cemas dan menjaga kesehatan mental kita.


Kata morfin berhubungan erat dengan endorfin. Morfin pada awalnya dipakai dalam dunia medis untuk mengurangi rasa nyeri, untuk sementara waktu membawa si pemakainya merasa nyaman sejenak, melupakan rasa nyeri yang menderanya. Karena itulah banyak orang memakai morfin untuk mencapai kenikmatan sesaat dengan biaya dan risiko yang tinggi. Selain mahal harganya, morfin tidak bisa dibeli bebas, dan membuat sang pemakai kecanduan dan mengalami efek sampingan yang membahayakan kesehatan otak. Sedangkan endorfin bisa didapat dengan gratis dan mudah. Selain bisa mengurangi rasa nyeri, endorfin membuat tubuh makin sehat, relaks, dan tanpa efek samping yang berbahaya. Hanya diperlukan usaha dari dalam diri untuk mendatangkan sang hormon bahagia ini. Seperti morfin, endorfin membuat sang penikmatnya menjadi ketagihan untuk lebih banyak melakukan aktivitas gerak guna mengundang sang pembawa rasa bahagia.

Endorfin tidak datang secara tiba-tiba di dalam tubuh dan kehidupan kita. Kita perlu melakukan beberapa usaha untuk mendatangkan hormon bahagia ini, karena hormon ini akan muncul bila cadangan glukosa dalam tubuh mulai habis. Otot tubuh membutuhkan oksigen yang cukup guna membakar glukosa menjadi adenosine triphospate (ATP) yang akan diubah menjadi energi yang dibutuhkan oleh sel-sel tubuh kita. Ketika glukosa habis, barulah lemak dibakar. Pada saat glukosa habis dibakar inilah endorfin mulai muncul. Dan inilah jawaban pentingnya melakukan aktivitas olahraga yang teratur untuk membakar glukosa melalui aktivitas otot yang akan menghasilkan ATP sehingga endorfin akan muncul dan membawa rasa nyaman, senang, dan bahagia. Sehingga setelah kita melakukan aktivitas olahraga, tubuh terasa lebih bugar walaupun olahraga telah menggunakan tenaga dari tubuh kita. Jadi, kaitan tingkat stres dengan olahraga yang teratur makin tampak pola hubungannya. Olahraga yang teratur merupakan salah satu syarat mutlak untuk mengurangi tingkat stres yang tinggi.

Salah satu olahraga yang meningkatkan hormon endorfin secara maksimal adalah yoga. Yoga menggabungkan peregangan otot secara teratur dan maksimal disertai pernapasan yang dalam dan teratur yang akan memasok oksigen lebih maksimal yang sangat berguna membakar glukosa pada saat meregangkan otot. Pada saat selesai melakukan yoga, biasanya orang akan merasakan kenyamanan dan relaksasi yang dalam, bukan rasa lelah atau capai. Konon kata banyak orang, yoga bisa memperpanjang usia dan membuat orang yang mempratikkannya akan awet muda. Kegiatan fisik lainnya yang meningkatkan hormon endorfin adalah membawa belahan jiwa Anda sampai ke puncak yang akan membawa perasaan relaks, nyaman, dan bahagia. Anda bisa melihat pada belahan jiwa Anda, yang akan berbinar-binar mata dan wajahnya karena sang endorfin bersamanya. Beberapa buku menuliskan bahwa faktor usia tidak menghalangi kegiatan romantis ini jika tubuh selalu bugar. Jadi, memang terlihat adanya hubungan yang sangat erat antara tubuh yang sehat dengan hormon bahagia ini. 

Ingin hidup lebih bahagia? Undanglah endorfin, sang hormon pembawa rasa gembira dan bahagia. Nikmatilah hidup Anda dengan lebih bergairah dan perbanyak aktivitas raga Anda. 

(Emmy Liana Dewi/esuhendro@yahoo.com: Ibu Rumah Tangga, pendidik & trainer relaksasi.)

10 Langkah Sukses Jadi Atasan Baru

Herry Prasetyo 


 Seseorang yang berkarier, pasti menginginkan kedudukan. Kalau bisa, mencapai kedudukan setinggi mungkin. Sehingga tidak selamanya menjadi bawahan, yang selalu diperintah atasan. Dengan menduduki jabatan tertentu, misalnya direktur ataupun supervisor, prestisenya naik dan mendapat penghargaan dari lingkungan kerja maupun keluarga.
 Akan tetapi, ada juga orang yang dalam kariernya belum siap menduduki jabatan tertentu yang dipercayakan kepadanya. Sehingga ketika dipromosikan memangku jabatan baru, misalnya menjadi direktur keuangan atau supervisor pemasaran, ia gelagapan. Segudang pertanyaan muncul dalam benaknya: ‘Mampukah saya?’ ‘Apakah pimpinan sudah pas memilih saya?’ ‘Bagaimana dengan rekan-rekan kerja, apakah mendukung saya, apakah mereka tidak menaruh dendam yang bisa membuat saya jatuh?’
 Bila Anda termasuk orang yang sebenarnya mendapat kepercayaan dari atasan, tetapi masih ragu dan tidak enak hati menjalankannya, apa yang sebaiknya Anda lakukan? Cobalah untuk sejenak melihat tips berikut.

Bersyukur
Pertama kali yang bisa Anda lakukan adalah mengucap syukur kepada Tuhan. Sebab karya Anda diberkati. Karier Anda meningkat, dan kesejahteraan Anda dan keluarga pun meningkat. Ucapkan terima kasih pula kepada atasan Anda, karena dia telah mempercayai Anda menduduki suatu jabatan penting. 

2. Percaya Diri  
  Atasan menunjuk Anda menduduki suatu jabatan tertentu, pasti tidak sembarang pilih. Ia tentu sudah mempertimbangkan jauh-jauh hari, mengevaluasi kinerja Anda dan membandingkan prestasi Anda dengan rekan kerja Anda. Jadi, bila kesimpulan jatuh kepada Anda, tentu itu adalah keputusan yang sudah masak dan penuh perhitungan. Untuk itu, pede aja, deh, menerima tugas baru tersebut. 

3. Pelajari Tugas Baru 
Meskipun Anda mendapat petunjuk dari atasan, jangan segan-segan mempelajari semua aspek yang terkait dengan tugas baru Anda. Salah satu aspek yang bisa Anda pelajari adalah memahami job description-nya. Anda jangan sampai tidak memahaminya, karena bila suatu saat terbentur kesulitan, Anda bisa cepat mengambil keputusan tanpa bertentangan dengan petunjuk kerja tersebut. Selain mendalami petunjuk kerja, Anda juga jangan malu-malu bertanya kepada rekan kerja yang pernah menduduki jabatan tersebut. 

4. Siapkan Mental
Keraguan Anda dan “kegugupan” dalam mengemban tugas baru, jangan dibiarkan berlama-lama. Segera siapkan mental dan mulai berbenah diri. Tanpa persiapan mental, Anda bisa salah mengambil langkah pertama. Padahal, langkah awal biasanya menjadi penentu keberhasilan Anda di kemudian hari. Dan, jangan bermental lembek, takut mengambil risiko, dan … jangan takut gagal. 
 
5. Atur Penampilan
Sebagai atasan baru, yang tentu saja setiap saat berhadapan dengan anak buah, jangan sekali-kali mengabaikan penampilan. Mungkin Anda kali ini harus berpakaian necis, berdasi, sepatu lebih mengkilat. Padahal sebelumnya, Anda tidak berpakaian seperti itu. Perubahan penampilan, bila itu harus dilakukan, … lakukanlah dengan segera. Mungkin pertama kali Anda canggung, tapi yakinlah, lama-kelamaan Anda terbiasa. Bahkan mungkin, Anda menjadi lebih enak berpenampilan seperti itu.
 
6. Susun Rencana Kerja
Sebagai supervisor ataupun direktur yang baru, misalnya, Anda diharuskan memiliki rencana atau program kerja. Tuliskan rencana kerja Anda secara rapi, sistematis, dan mudah dipahami bawahan. Perlu juga rencana Anda tersebut didiskusikan dengan bawahan, untuk menjaring masukan. Setelah matang, barulah Anda menghadap atasan atau dewan direksi, melaporkan rencana yang telah tersusun matang tersebut. 
 
7. Koordinasi
Anda tidak akan lancar dalam bekerja kalau tidak memiliki kemampuan mengoordinasikan bawahan. Dalam koordinasi ini, usahakan ada dua pendekatan yang Anda kuasai, (1) pendekatan komunikatif dan (2) pendekatan profesional. Pendekatan komunikatif “memaksa” Anda mengedepankan komunikasi dua arah --- antara Anda dan bawahan. Tanpa komunikasi yang baik, koordinasi tidak akan berhasil. Sedangkan pendekatan profesional, mengajak Anda untuk bekerja sesuai dengan tugas masing-masing. Anda mengerjakan tugas Anda, sementara bawahan juga wajib menyelesaikan pekerjaan yang diberikan kepada mereka. Dalam pendekatan profesional ini, celah sentimen pribadi harus dihilangkan. Misalnya Anda menjumpai bawahan melakukan kesalahan, Anda wajib menegur, tanpa menyimpan kemarahan yang berlebihan. 
   
8. Bersikap Tegas
Tidak mustahil bawahan Anda, yang sebelumnya satu level dengan Anda, bekerja asal-asalan untuk menjatuhkan Anda. Kadang-kadang, dengan sengaja memberikan laporan yang kurang akurat, “tipu-tipu dikitlah”, istilahnya. Menghadapi bawahan yang “agak bandel”, Anda sebaiknya bersikap tegas. Sehingga bawahan yang bekerja dengan baik, juga akan menghargai Anda karena berani memberi sanksi kepada bawahan yang melakukan kesalahan. Jangan bikin bawahan yang lain geregetan karena Anda tidak berani mengambil sikap tegas.
 
9. Tepat Waktu
Sebagai pimpinan baru yang “mengomandani” anak buah, berusahalah tepat waktu dalam setiap hal yang berhubungan dengan pekerjaan. Misalnya, agendakan rapat tepat waktu, jangan Anda yang malah sering molor atau terlambat. Atur pula misalnya, kapan selesainya suatu pekerjaan, agar tidak terjadi keterlambatan yang akhirnya merugikan perusahaan dan diri Anda sebagai pimpinan. 
 
10. Jangan Sering Mengeluh
Sebagai atasan baru, tentu Anda akan berbenturan dengan tantangan baru. Biasanya, tidak semua tantangan mudah ditaklukkan. Tidak semua pekerjaan bisa dengan mudah dikerjakan. Tidak semua persoalan dengan atasan puncak maupun bawahan dapat cepat diselesaikan. Melihat kondisi seperti ini, usahakan sekuat tenaga untuk tidak… mengeluh! Apalagi mengeluh di depan bawahan. Sulit, memang. Tapi, sebagai orang yang dipercaya mengelola pekerjaan dan sumber daya manusia – meskipun dalam jumlah yang kecil – Anda tetap harus berusaha.

***

Setiap saat, evaluasilah diri Anda. Milikilah waktu-waktu tertentu untuk mengevaluasi diri. Bila perlu buat catatan untuk diri sendiri, “apa yang telah saya lakukan hari ini? Ada perkembangankah dibandingkan hari kemarin?” Dan melalui jalur formal, evaluasi diri Anda sendiri melalui mekanisme rapat atau diskusi, untuk mendengarkan kritik dan masukan dari rekan kerja atau bawahan.
Apa pun caranya, evaluasi diri itu penting. Orang yang tidak mau mengevaluasi diri sendiri, niscaya tidak akan menemukan motivasi yang bermanfaat bagi perusahaan dan diri sendiri. Dan, dengan mental baja yang telah Anda miliki, Anda pun tidak akan kaget bila dalam proses evaluasi tersebut ada hal-hal yang menyakitkan. Sebab layaknya obat, pahit rasanya tapi bisa menyembuhkan. Begitulah kadang yang Anda alami ketika mengevaluasi diri sendiri. Kadang pahit, menyakitkan, tapi sangat besar artinya bagi kemajuan karier Anda. *****  

4 Cara Membuat Orang Lain Terkesan

Herry Prasetyo


 Salah satu saat dalam hidup yang membahagiakan saya adalah saat berkumpul bersama keluarga. Bila tidak ada acara ke luar rumah, kami bersama-sama menikmati acara favorit di televisi. Dan, salah satu acara yang ditunggu-tunggu adalah acara komedi, di mana kami bisa tertawa bersama menikmati kelucuan-kelucuan yang dipertontonkan para komedian. Kami sama-sama terkesan dengan komedian gendut yang membintangi acara itu. Kelincahan dan kekonyolannya bisa membuat kami terpingkal-pingkal.
 Acara lain yang suka saya tonton adalah acara sepak bola. Saya terkesan dengan pemain-pemain “bintang” yang memiliki keunikan dalam “menggocek” bola. Sementara itu, anak saya suka nonton acara kartun, meskipun acara itu selalu diulang-ulang. Anak saya rupanya terkesan dengan tokoh konyol yang dihadirkan dalam film itu.
 Lain lagi istri saya, ia hobi nonton acara musik. Ia terkesan dengan beberapa penyanyi yang memiliki suara khas. Lebih lagi bila si penyanyi memiliki pribadi yang baik dan bisa dicontoh, bukan sumber gosip miring, istri saya makin tak ketinggalan mengikuti perjalanan karier si artis tersebut.
 Ya, semua anggota keluarga saya memiliki kesan sendiri-sendiri terhadap acara, artis, maupun tokoh fiksi yang dihadirkan dalam tayangan televisi. Hanya sebuah kesan menciptakan ketertarikan! Dan, membuat orang terkesan, mampu menghasilkan kesuksesan yang luar biasa. Para bintang dunia, artis, bahkan film fiksi mampu mereguk keberhasilan luar biasa karena berhasil membuat penikmatnya terkesan!


 
 “KESAN pertama terasa menggoda, selanjutnya terserah Anda...,” begitulah kira-kira ungkapan yang mungkin pernah Anda dengar. Kesan! Itulah tindakan awal yang harus Anda ciptakan untuk mewujudkan impian kesuksesan. Setelah kesan Anda ciptakan dan banyak orang benar-benar terkesan dengan hal-hal yang Anda perbuat, tidak sulit bagi Anda menghasilkan keberhasilan. Apa pun yang Anda produksi, apa pun yang Anda tawarkan kepada orang lain akan disambut dengan antusias dan sukacita.
 Jadi, prinsip: buatlah orang terkesan, harus Anda dahulukan di langkah-langkah awal Anda dalam meniti sukses. Buatlah orang terkesan dengan program Anda, buatlah orang terkesan dengan tingkah laku Anda, buatlah orang terkesan dengan pribadi Anda, kemampuan Anda, kecerdasan Anda, motivasi Anda, dan semua hal positif tentang Anda. Pertanyaannya kemudian, bagaimana Anda membuat orang lain mudah terkesan dengan “semua hal tentang Anda”? Inilah “kesan-kesan kesuksesan” yang dapat Anda pertimbangkan untuk mengawali langkah sukses.


1. Matangkan Langkah Awal 
 Banyak hal yang harus Anda pertimbangkan pada awalnya untuk memperjuangkan keberhasilan. Mulai dari perencanaan hingga target yang jelas harus Anda matangkan di langkah-langkah awal Anda. Hal yang sempurna pada awalnya akan memudahkan langkah berikutnya dan membuat orang lain terkesan dengan perencanaan dan seluk-beluk ide, pemikiran, dan gagasan Anda. Dari kesan pertama yang Anda ciptakan, partner bisnis akan mau dan dengan bersukacita bekerja sama dengan Anda menciptakan sebuah bangunan kesuksesan. Sebaliknya, bila langkah awal Anda amburadul, tidak jelas, membuat orang lain ragu untuk bekerja sama dengan Anda, mungkin impian kesuksesan Anda akan mandek dan tinggal impian. 

2. Matangkan Pribadi Anda
 Di samping dari garis besar rencana atau proposal, Anda harus bisa membuat orang lain terkesan dari pribadi dan mental Anda. Bila Anda seorang pemurung, misalnya, sulit bagi orang lain terkesan kepada Anda. Rasanya sulit bagi pemurung untuk mengawali langkah sukses. Bila Anda pemarah, misalnya, tak mudah bagi Anda menciptakan kesan untuk orang lain; mereka akan ketakutan bekerja sama dengan Anda. Bila Anda mudah curiga dan tak pernah menaruh kepercayaan kepada orang lain, juga akan sulit membuat orang lain terkesan; dan mereka akan mencari partner bisnis yang saling percaya dalam setiap rencana dan tindakan. Jadi, buatlah orang lain terkesan dari pribadi matang Anda. 

3. Tawarkan Impian yang Mengesankan
 Biasanya, ketika Anda sedang ngobrol santai dengan partner, rekan kerja atau keluarga, terselip obrolan tentang harapan atau impian yang belum terwujud dan ingin Anda wujudkan. Di dunia kerja atau dunia bisnis yang Anda geluti, impian juga sering kali hadir dan Anda bersama tim kerja ingin merealisasikannya. Dan, kabar baiknya, bila impian Anda mengesankan dan Anda yakin bisa mewujudkannya, Anda dapat memetik kesuksesan.
 Lebih bagus lagi, tawarkan impian kepada orang lain untuk menjalin kerja sama bisnis. Bila orang lain terkesan dengan tawaran impian Anda, mereka akan dengan ringan hati “mengikuti” impian besar kesuksesan Anda. Yap, kenapa masih ragu memiliki impian besar di dalam hidup Anda?
   
4. Tawarkan “Keuntungan Besar”
 Pada akhirnya orang akan melihat apakah pekerjaan, karier, atau bisnis Anda menguntungkan. Itulah yang juga memengaruhi apakah mereka bersedia Anda ajak bekerja sama. Dan, keuntungan apakah yang akan mereka peroleh? 
 Ya, jangan ragu tawarkan keuntungan besar dalam bisnis Anda agar orang lain terkesan. “Anda tidak hanya akan mendapat keuntungan materi berupa uang, tapi juga proses belajar, menyikapi tantangan, dan merasakan nuansa baru dalam bisnis ini,” kata Anda kepada partner kerja. Jadi, apa pun yang bisa Anda jelaskan, jelaskanlah. Buat mereka terkesan. 
 
***

Buatlah orang lain terkesan; itulah salah satu prinsip untuk sukses Anda. Namun sebelumnya, buatlah Anda terkesan dengan diri sendiri karena kemampuan, kecerdasan, semangat hidup, dan semua hal positif yang Anda miliki. Dengan demikian, Anda akan menjadi pribadi yang mengesankan bagi diri sendiri, rekan kerja, klien, partner bisnis, dan semua orang yang selalu berinteraksi dengan Anda. 
 Lebih membahagiakan lagi bila pribadi yang mengesankan itu mampu menarik orang lain untuk bekerja sama dengan Anda menjemput kesuksesan. Bentuklah juga tim kerja yang solid karena setiap pribadi yang ada di dalamnya memiliki “daya pesona” unik yang mampu menciptakan kesan sukses yang ditangkap orang lain. 

Membangun Pribadi yang Menyenangkan

HERRY PRASETYO

Setiap orang memiliki kepribadian yang unik, yang membedakannya dengan sifat-sifat orang lain. Pada umumnya, pribadi yang menyenangkan-lah yang sangat dibutuhkan untuk membangun langkah-langkah keberhasilan dalam hidup Anda, baik itu keberhasilan dalam pekerjaan, bisnis, karier, maupun keluarga. Sebaliknya, pribadi-pribadi yang membosankan, pribadi yang “tak bisa dikenal” orang lain, akan menemukan jalan kesulitan dalam mengembangkan diri, termasuk mengalami hambatan dalam mengembangkan kesuksesan dalam setiap bidang kehidupan. 
 Oleh karena itu, tidak ada pilihan lain bagi Anda selain menjadi pribadi yang menyenangkan; menyenangkan bagi diri sendiri dan tentu saja menyenangkan bagi orang lain, terutama orang-orang terdekat Anda, relasi bisnis Anda, rekan kerja Anda, atasan Anda, klien Anda, dan... orang-orang yang sangat membutuhkan pertolongan Anda. Pertanyaannya kemudian: bagaimanakah agar Anda memiliki pribadi yang menyenangkan itu?
 Sebenarnya, Anda sudah dikaruniai benih-benih pribadi yang menyenangkan itu, namun mungkin Anda lupa untuk mempergunakannya. Atau, mungkin Anda sengaja menutupnya dengan keangkuhan atau keegoisan Anda. Mungkin juga rutinitas hidup yang padat dan berat tanpa sengaja “menumpuk” pribadi Anda yang menyenangkan itu di tempat yang jauh dari jangkauan kesadaran Anda. Jadi, banyak sebab pula yang Anda sadari maupun tidak, turut mematikan pribadi menyenangkan yang Anda miliki.
 Oleh karena itu, buku ini hadir untuk menyapa pribadi yang menyenangkan itu. Bila sang pribadi yang baik hati itu telah “mati”, semoga buku ini turut membantu “membangkitkan” dia agar kembali hidup dengan penuh sukacita. Yang penting bagi Anda: selalu ada cara untuk menemukan kembali pribadi yang menyenangkan; selalu ada jalan untuk memaknai dan mempergunakan pribadi yang menyenangkan itu untuk kesuksesan Anda dalam kehidupan sehari-hari.
 Buku ini telah memasuki cetakan ketiga. Ini membuktikan bahwa banyak orang sangat antusias dalam membangun pribadi yang menyenangkan. Banyak orang berarti telah membaca buku ini. Bagaimana dengan Anda?


Sumber: Buku “Pribadi yang Menyenangkan”, Cetakan Ketiga, Penerbit Bhuana Ilmu Populer (BIP)-Kelompok Gramedia, Jakarta. Penulis: Herry Prasetyo.

Sabtu, September 12, 2009

Petik Pelajaran Terhebat

Masalah berat ataupun kebahagiaan luar biasa 
yang sedang kita alami menyimpan hikmah, 
manfaat dan pelajaran hidup terbaik.



ANDA tentu memahami bahwa proses belajar dapat dilakukan seumur hidup. Banyak sumber yang bisa kita jadikan sarana untuk belajar, baik itu dari buku-buku pelajaran di masa sekolah atau kuliah, buku-buku umum yang bertebaran di toko-toko buku, buku-buku motivasi, rohani, perjuangan para tokoh ternama, dan lain-lain. Ada juga sumber pelajaran yang dapat kita gunakan untuk meningkatkan kualitas hidup, yaitu dari pengalaman; baik itu pengalaman diri sendiri maupun orang lain.

Pengalaman di saat kita menghadapi tantangan terberat, di saat kita harus masuk ke dalam zona krisis, juga dapat kita jadikan pelajaran untuk mengubah hidup menjadi lebih berani mengambil risiko, lebih bermutu dan berkembang, serta semoga menambah kepercayaan diri untuk menuju kesuksesan. Petik pelajaran terhebat dari krisis diri, krisis ekonomi maupun mungkin krisis kepercayaan diri sehingga kita tidak hanya berdiam diri dan menyerah. Sebaliknya, kita semakin kuat di saat deraan masalah hidup hinggap di ruang tak sedap dan tak nyaman kita.


Fokus pada Situasi Saat Ini
Hal pertama yang dapat kita lakukan sebagai proses belajar adalah fokus pada situasi yang kita hadapi saat ini. Buat daftar atau catatan ringan berisi faktor-faktor penyebab kita terlanda masalah atau tantangan hidup yang berat. Mungkin di daftar Anda tecantum: kesalahan dalam memilih partner kerja, salah perencanaan, pesaing terlalu hebat, tidak ada semangat berjuang dalam diri masing-masing tim kerja, atau pangsa pasar yang berubah-ubah tanpa kendali. Semua itu dapat Anda jadikan pegangan dalam memecahkan sumber masalahnya.

Setelah menemukan sejumlah penyebab masalah, kita bisa menentukan peringkat atau prioritas mana yang perlu kita dahulukan dalam mencari solusinya. Fokuskan pada langkah termudah yang dapat kita lakukan; masalah yang lebih berat dan kita belum bisa menyelesaikannya pada saat itu dapat kita tunda sementara. Namun, jangan abaikan setiap masalah, baik itu masalah kecil-sederhana maupun masalah yang rumit. Kita harus pintar menyikapinya.

Ketika pada saat itu kita belum dapat jalan keluar, belum tahu formula terhebat yang dapat kita pakai, maka bersabarlah. Jangan buru-buru menyerah, cari terus hingga Anda menemukan solusinya. Pergunakan pikiran dan ide terbaik, gali sedalam mungkin hingga ke dasar hati dan otak yang jernih. Jangan berhenti, jangan berdiam diri. Yakin terhadap jalan keluar, yang entah itu cepat atau lambat datangnya; asalkan kita tidak menunggu dan hanya berharap, kita harus terus berusaha.

Fokus pada situasi saat ini juga akan membantu kita agar tidak lepas kendali, lepas emosi, dan terburu-buru ke konsentrasi lain. Saat inilah waktu yang paling dekat dengan kita dan di situlah kita harus berbuat. Dari memecahkan masalah saat ini kita kemudian beranjak ke masalah berikutnya, hari demi hari begitulah seterusnya. Kita berusaha bangkit secara bertahap dan merencanakan kembali karya-karya kita yang tertunda.


Semua Ada Hikmahnya  
Anda tentu lekat dengan ungkapan ini “semua ada hikmahnya”. Ungkapan tersebut sering kali kita dengar ketika seseorang atau Anda sendiri sedang mengalami cobaan. Lalu Anda atau orang yang menasihati Anda berujar, “Semua ada hikmahnya.” Ungkapan itu juga memiliki arti yang sama bahwa kita perlu memetik pelajaran terhebat dari setiap pengalaman yang kita terima. Masalah berat ataupun kebahagiaan yang luar biasa yang sedang kita alami menyimpan hikmah, manfaat dan tentu pelajaran hidup terbaik. Kita harus peka dalam mengambil manfaatnya, jadikan pendorong untuk melakukan perubahan, merencanakan langkah baru yang bisa mengganti langkah-langkah kita yang telah gagal.

Hikmah terbaik yang juga kita petik dari pelajaran hidup adalah jangan menyerah di saat paling sulit sekalipun. Jangan menyerah meski kita sedang berada di jalur krisis, sedang menelan pil pahit kehidupan. Jangan hentikan langkah meskipun kita dihajar oleh tumpukan ketidakberhasilan. Pasti ada hikmah, pasti ada pelajaran terhebat dari guru kehidupan yang paling bijak. Penyerahan diri yang sia-sia tentu hanya akan mengantarkan Anda pada stres yang berulang dan bertumpuk yang pada akhirnya Anda pun menjadi pecundang.

Jadi, petik pelajaran terhebat dari pengalaman Anda dan katakan “nggak akan pernah menyerah” demi peningkatan kualitas hidup pribadi Anda.

 
Catatan: tulisan ini diambil dari buku “Merayakan Kesulitan”, Penerbit Suara Harapan Bangsa, Jakarta.

Menikmati Waktu Luang

Cara kita memanfaatkan waktu luang 
juga mencerminkan siapa diri kita.



MARI kita mulai dari hal yang sangat sederhana dan sangat kita syukuri kehadirannya: karunia waktu, dan saya fokuskan kepada waktu luang yang kita miliki. Dalam setumpuk aktivitas sehari-hari, terutama di kantor atau lingkungan kerja, kita pasti memiliki waktu luang. Banyak orang lalu menasihatkan suatu kata atau ungkapan terindah kepada kita: manfaatkanlah waktu luang. Saya sangat setuju dengan nasihat ini. Saya pun meyakini bahwa cara kita memanfaatkan waktu luang juga mencerminkan siapa diri kita. 

Dengan demikian, saya tidak ingin kehilangan momen terbaik di saat ada waktu luang; waktu yang bagi saya disediakan untuk memberi kesempatan kita menggairahkan hidup, menjaga ritme diri agar kita tidak kelelahan atau bosan dengan nuansa hidup sehari-hari yang kita jalani. Bentuk-bentuk aktivitas apa yang bisa kita lakukan di saat waktu luang kita miliki?


“Terapi Menulis”  
Akan lebih mudah bagi saya memaparkan aktivitas di saat waktu luang kepada Anda dengan mengambil contoh diri saya sendiri. Salah satu bentuk aktivitas yang saya lakukan adalah menulis; baik itu menulis artikel pendek ataupun mengonsep naskah buku. Tema yang saya tulis pun tidak jauh dari lingkungan hidup saya, baik itu lingkungan kerja maupun kehidupan keluarga. Melalui tema-tema tersebut, ide atau inspirasi saya akan sangat mudah mengalir; saya tinggal menambahkan referensi atau pengalaman hidup orang lain sebagai “bumbu motivasi” agar tulisan menjadi “bergairah”; setiap katanya bisa memberi kekuatan bagi yang membacanya.

Waktu luang dengan kegiatan menulis ini juga saya manfaatkan sebagai salah satu bentuk terapi; ya, mungkin orang mengatakannya sebagai “terapi menulis”. Terapi dengan cara ini, saya bisa menjaga keseimbangan jiwa, keseimbangan hati dan pikiran karena saya bisa mengeluarkan kekesalan, kebimbangan, kemarahan, kekecewaan dalam suatu tulisan. Saya pun bisa menuliskan suatu kekaguman, kebanggaan, rasa penghargaan terhadap orang lain dan hidup itu sendiri dengan lebih leluasa. Di sinilah saya merasakan waktu luang menjadi lebih berharga, tidak terbuang percuma, bahkan mampu memberi inspirasi melalui tulisan kepada diri sendiri dan kemudian bila tulisan tersebut diterbitkan, mudah-mudahan juga memberi “pencerahan” kepada orang lain. Dengan demikian, saya secara tidak langsung bisa membantu menyalurkan energi positif kepada diri sendiri dan tentu orang lain sehingga kita memiliki gairah hidup yang sulit padam.

Tulisan yang penuh makna yang saya buat di saat waktu luang semoga juga menyentuh hati Anda di saat Anda membaca buku ini; di saat Anda memiliki waktu untuk membacanya. Oke, jadi, kita kemudian bisa melangkah ke kegiatan berikutnya untuk mengisi waktu luang, yaitu membaca buku.


Membaca Buku
Saya bukan kutu buku, tapi saya suka membaca. Selain itu, aneh rasanya sebagai seorang penulis bila saya tidak pernah membaca buku. Salah satu sumber inspirasi terbaik adalah buku, jika kita membacanya dengan hati dan pikiran jernih, tidak sambil lalu. Buku juga membuka cakrawala kita jauh lebih luas, memberi pemahaman dari yang sebelumnya kita belum mengetahuinya. Buku juga merangsang daya imajinasi kita yang dapat kita manfaatkan untuk membuat hidup lebih dinamis, tidak monoton, punya variasi, sehingga gairah untuk hidup lebih mudah kita miliki.

Anda tentu juga tahu bahwa membaca buku-buku yang bermutu dan sesuai dengan minat Anda akan memberi energi positif terhadap aktivitas Anda sehari-hari. Saya yakin Anda tidak akan sembarang membaca buku, Anda pasti memiliki minat khusus, mempunyai perhatian jauh lebih fokus terhadap suatu buku; baik itu buku fiksi maupun nonfiksi. Apa yang Anda baca juga mencerminkan siapa diri Anda. Apa yang Anda petik dari suatu manfaat yang dibawa suatu buku juga menentukan jalan hidup Anda ke depan. Untuk itu, Anda pasti sangat menyadari untuk berlaku selektif terhadap bahan bacaan yang Anda taruh di waktu luang Anda. 

Bagi sebagian orang, membaca buku bahkan suatu kewajiban dan tidak hanya sekadar mengisi waktu luang. Untuk orang-orang yang sedang dalam masa studi formal maupun informal, membaca buku adalah kegiatan pokok dan berada di waktu-utama. Oleh karena itu, mereka tidak akan memanfaatkan waktu luang untuk membaca buku. Waktu luang mereka pasti diisi dengan kegiatan lain yang tidak bersentuhan dengan buku, agar mereka tidak merasa bosan. Mereka akan mencoba menjaga gairah hidup, gairah studi, dengan memanfaatkan waktu luang dengan menonton film, misalnya, atau berlibur ke pegunungan, pantai, atau wahana hiburan lainnya. Oke, saya ambil salah satu contoh lain untuk memanfaatkan waktu luang, yaitu menonton film yang saya sukai. 


Nonton Film
Seperti Anda, saya juga sering menonton film. Banyak genre film yang bisa kita tonton, namun saya lebih suka menonton film action. Bagaimana dengan Anda? Saya yakin Anda punya pilihan sendiri, entah itu film horor, film drama, film kolosal zaman-zaman kerajaan tempo dulu, film perang, dan lain-lain. Dari cerita film, hal pertama yang dapat saya ambil sebagai bahan pembelajaran adalah: hidup kita juga terdiri dalam beberapa adegan, berada dalam suatu alur (hidup), dan akan berakhir pada suatu titik tertentu. Ini juga bisa saya ambil hikmahnya dari suatu drama, misalnya, juga termasuk buku yang tersusun dalam suatu bab. Ada segmen hidup, ada bab pengalaman, yang tentu kita sebagai aktornya harus menjadi pemenang.

Hal lain yang bisa saya petik hikmah dari suatu film, ada tantangan hidup yang harus dimenangkan oleh aktor utamanya. Sang aktor harus melewati banyak rintangan, bahkan sering kali berada dalam suatu kekerasan-perjuangan yang berat, sebelum ia menjadi pemenangnya. Kekerasan yang ditunjukkan dalam film action yang saya gemari itu selalu mengingatkan saya akan perjuangan hidup yang berat, tidak selalu mudah kita melewatinya, namun dengan keyakinan dan usaha yang superhebat, kita bisa menuntaskannya.

Di sela-sela adegan kekerasan bahkan terkesan brutal di dalam suatu film action, ada selipan “sisi-sisi kemanusiaan” yang lebih lembut, tak jarang memberikan sentuhan cinta kasih yang mampu menyentil hati kita yang kadang terlupa bahwa hidup menyimpan energi cinta untuk sesama. Di samping itu, ditunjukkan sisi-sisi kelemahan yang ada pada pemeran utamanya, yang membuat saya berpikir bahwa hidup terasa berat karena kita memiliki kelemahan dalam menyiasatinya. Kita bukan manusia yang sempurna 100%, yang memiliki segala cara tersedia untuk mengalahkan masalah. Kita bahkan sering diberi cobaan untuk mencari cara tersembunyi di sela-sela kesempatan untuk mengalahkan “musuh”, mengalahkan bentuk-bentuk tantangan yang diberikan hidup kepada kita.

Itulah beberapa hal yang dapat saya ambil manfaatnya ketika saya menikmati waktu luang dengan menonton film. Durasi film sekitar dua jam tersebut mampu membuat hidup saya kembali bergairah, bila saat itu saya sedang “down”, kehilangan “mood”, terlebih jika sehari-hari bertemu dengan pribadi-pribadi yang tak tahu diri, tidak tahu menempatkan kepentingan diri dan sesama secara seimbang. Atau ketika saya harus berinteraksi dengan orang-orang yang hanya mampu menawarkan “kekerasan, persaingan tak sehat” dalam dunia bisnis yang kadang kurang beretika.  


Apa Aktivitas Anda? 
Saya dan Anda adalah dua pribadi yang berbeda. Saya dan Anda memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri, juga mempunyai minat yang sangat mungkin berbeda. Oleh karena itu, jika saya boleh bertanya, apa aktivitas Anda di saat menikmati waktu luang? Yang saya ketahui, banyak hal bisa kita lakukan, misalnya dengan berolahraga, berdiskusi ringan (ngerumpi), makan di restoran favorit, berbelanja, dan lain-lain. Atau Anda diberi karunia pekerjaan yang memberi kesempatan kepada Anda ketika waktu luang untuk berinternet. 

Hal yang perlu Anda ingat, seperti sudah saya ungkapkan di atas, cara atau aktivitas Anda di waktu luang juga mencerminkan siapa diri Anda. Oleh karena itu, meskipun sifatnya hanya “memanfaatkan waktu luang”, berikanlah energi positif untuk diri Anda. Berikanlah inspirasi yang muncul dari saat-saat santai agar gairah hidup Anda selalu terbangkitkan. Jangan hanya puas sekadar memanfaatkan waktu luang dengan “membunuh waktu” tanpa arah yang jelas. Sesekali tak apa, namun jika berulang kali, alangkah sayangnya waktu luang Anda seumur hidup hanya Anda manfaatkan untuk “membunuh waktu”; tidak berbuat apa pun yang lebih bermanfaat untuk energi hidup Anda.  


Catatan: tulisan ini diambil dari buku berjudul “Membangkitkan Gairah Hidup”.  

Penerbit Suara Harapan Bangsa, Jakarta.

Apa yang Kau Cari?

Oleh: Herry Prasetyo


Hari-hari terakhir ini, kita disibukkan dengan perhatian terhadap teror. Banyak hal diperbincangkan, dianalisis, dikupas habis, semua terkait tentang terorisme. Polisi pun tak kalah sibuknya, berusaha mencari gembong teroris, dengan segenap kemampuan dan keahliannya. Kritik dan barangkali caci maki ditujukan kepada pihak kepolisian, namun sebaliknya, dukungan pun mengalir agar sang pengawal keamanan itu mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Dan semoga, proses pencarian terhadap pelaku teror itu kelak membawa hasil.

Saya mengikuti proses pencarian yang dilakukan polisi untuk menemukan “tantangan terhebat” yakni menaklukkan para pembawa teror. Bahkan, emosi saya ikut larut ke dalam proses pencarian itu, dan sangat berharap ada keberhasilan dalam proses tersebut. Dan akhirnya, saya terhenti sejenak, mencoba pula memberi makna dengan gemas terhadap kata “proses pencarian”, untuk diri saya sendiri. Ini karena saya pun setiap hari bergelut dengan proses pencarian, hingga sampai pada pertanyaan terhebat dan mendobrak perenungan terdalam, “Apa yang kau cari?”

Sangat sederhana pertanyaan tersebut. Sangat mudah ditujukan kepada siapa pun. Kepada para karyawan, misalnya, tanyakan “apa yang kau cari dengan pekerjaanmu?” Kepada seorang ibu, tanyakan padanya, “apa yang kau cari dalam pergumulan setiap hari dengan anak-anakmu?” Kepada seorang bapak, tanyakan padanya, “apa yang kau cari dalam usaha membangun suatu keluarga yang kuat dan mandiri?” Terhadap pemimpin negeri, tanyakan padanya, “apa yang kau cari dengan genggaman kekuasaan di tanganmu?” Terhadap para pemuka agama, tanyakan padanya, “apa yang kau cari dengan pemahaman terhadap ayat-ayat di dalam kitab suci?”

Kita bisa menanyakan kepada setiap orang dengan pertanyaan “apa yang kau cari?” karena pada dasarnya setiap manusia menjalani proses pencarian setiap saat, setiap hari. Proses pencarian itulah yang menggerakkan kita setiap hari untuk beraktivitas, memaknai hidup dan kehidupan yang dianugerahkan Tuhan kepada kita. Bayangkan seandainya kita tidak menyadari bahwa “masih ada yang kita cari” maka kita tidak punya motivasi untuk berbuat yang terbaik. 

Memberdayakan Diri
Proses pencarian dalam hidup menunjukkan kepada kita bahwa kita harus memberdayakan dan memaknai diri. Proses pencarian tidak dapat kita lakukan seandainya kita tidak memiliki kemampuan, kedisiplinan, kekuatan, dan kepercayaan diri yang kuat. Dan sebaliknya, lebih berbahaya dari teror, andaikan kita tidak memiliki tujuan yang terus-menerus kita cari, kita perbarui, kita perbaiki, kita evaluasi, dan kita sempurnakan setiap kali kesempatan datang kepada kita. 

Andaikata setiap hari kita hanya menghabiskan waktu tanpa ada “yang kita cari”, maka bagaimana mungkin diri kita bisa bertumbuh? Dalam setiap tantangan yang hebat, kita akan memampukan diri kita menambah kemampuan dan kreativitas. Dalam setiap persaingan yang selalu kita cari caranya untuk mengalahkan para pesaing, kita termotivasi untuk berbenah diri. Sebaliknya, dalam setiap hal dalam karunia hidup, seandainya tidak ada yang kita cari, maka kita dari dulu, kini, dan nanti, tetap menjadi pribadi yang “usang, kedaluwarsa”. Tidak ada hal baik yang kita lakukan, tidak ada perkembangan diri, dan… tidak ada yang kita perbuat terhadap diri kita sendiri. 

Tuhan memberi kita kekuatan, kemampuan, daya pikir dan hati yang bersih. Dengan demikian, proses pencarian, seberat apa pun, pasti dapat kita lakukan. Hal yang juga perlu kita ingat, jangan puas mencari “yang biasa-biasa saja”. Carilah hal yang luar biasa, yang hebat, yang membuat diri kita terangsang untuk bekerja keras dan cerdas. Kembali berguru kepada polisi, untuk mencari para pelaku teror, mereka melakukan hal yang tidak biasa-biasa saja, mereka membentuk tim khusus pemburu teroris. Tim khusus ini pasti memiliki kemampuan lebih dibandingkan dengan tim lain. Ada bekal khusus, ada pelatihan khusus, ada risiko dan tantangan yang khusus pula. Itulah yang seharusnya pula kita lakukan. Jadilah yang khusus itu, yang memiliki kemampuan dan kelebihan untuk mencari hal yang luar biasa. Memang banyak risiko, banyak tantangan, namun untuk menjadi besar dan kuat, kita memerlukan semua itu.

Tuhan mengharapkan kita menjadi luar biasa. Ia tidak ingin kita lemah, tak berdaya, dan hanya puas mengerjakan rutinitas tanpa perbaikan mutu dan kepribadian. Tuhan pasti tersenyum ketika kita mampu melewati proses pencarian itu dengan sukacita dan penuh syukur. Dan satu hal lagi, jawaban terhadap pertanyaan “apa yang kau cari” menunjukkan siapa sebenarnya diri Anda. Untuk itu, renungkan jawaban Anda dan… lakukan yang terbaik selama tantangan terhebat masih mau menghampiri Anda. 

1001 Jalan dan Kesempatan

Herry Prasetyo


"Inilah jalanmu!" - hanya ungkapan itulah yang selalu menjawab banyak pertanyaan saya tentang pengalaman hidup yang harus saya alami. "Mengapa saya harus begini... mengapa saya harus begitu, mengapa orang lain bisa seperti itu sedangkan saya harus mengalami hal sebaliknya, mengapa harus saya, bukan dia..." dan seterusnya. Banyak sekali pertanyaan hidup, yang seakan berupa gugatan kepada Tuhan mengapa "kegagalan, kesedihan berkepanjangan atau kesulitan yang amat berat seakan ‘teror tak ada habisnya" harus saya yang mengalami, bukan orang-orang tertentu yang seakan selalu diberi kemudahan dan penuh sukacita. 

Sore ini pun, saya kembali diingatkan pada ungkapan itu, "inilah jalanmu", ketika saya harus menembus kemacetan akibat perbaikan jalan rusak yang menuju rumah saya. Saya memang sengaja melewati jalan rusak yang sedang diperbaiki itu, "bermacet ria", hanya ingin melihat proses perbaikan jalan. Saya lihat banyak pihak dan alat yang terlibat dalam proses perbaikan itu, sementara orang yang ingin memakai jalan tersebut harus bersabar. Proses perbaikan berjalan dari awal kerusakan parah hingga “proses penyembuhan” menjadi jalan yang mulus. 

Aspal yang panas dimuntahkan untuk menutup lubang kerusakan jalan. Seandainya tubuh jalan yang rusak itu bisa mengaduh, pasti jeritan kesakitan akan terdengar hingga ujung yang jauh dari jalan itu. Banyak orang juga akan tak tega melihat benda panas harus ditambalkan pada jaringan-jaringan kerusakan jalan. Namun, itulah yang terjadi. Jalan yang rusak harus diperbaiki dengan “cara yang keras”, demi kekuatan dan daya tahan yang semakin mantap. Alat-alat berat lainnya menghantam tubuh jalan hingga akhirnya si jalan menjadi mulus, baik kembali. Si jalan menjadi berguna kembali, dapat dilalui banyak kendaraan dan lalu lalang banyak orang. Proses perbaikan jalan akhirnya selesai dan orang menjadi mampu memakainya untuk banyak keperluan.

"Inilah jalanmu!" Ungkapan tersebut semakin meneguhkan diri saya jika saya mengingat proses perbaikan jalan yang menimbulkan kesulitan karena orang mengalami kemacetan, misalnya. Saya umpamakan diri saya menjadi jalan yang rusak parah itu. Saya mungkin harus menangis dan mengaduh karena banyak "aspal panas" berupa pengalaman hidup yang berat harus saya terima demi proses pendewasaan iman, demi proses perbaikan cara berpikir dan bertindak. Ibarat jalan yang rusak, saya mungkin harus mengalami kegagalan, namun kembali dipulihkan dan dikuatkan dengan cara yang tak pernah saya tahu 100 persen sebelumnya.

"Inilah jalanmu!" seakan memberi kesaksian kepada diri saya bahwa Tuhan memberikan 1001 kesempatan untuk memperbaiki diri, menambal kerusakan iman, kerusakan pikiran, serta kerusakan semangat, meski saya harus selalu berhadapan dengan tantangan. Banyak kesempatan terkandung di dalam campuran proses perbaikan yang melelahkan dan menyakitkan itu, memberikan keseimbangan kepada hidup saya untuk berkembang. Kesempatan yang selalu memberikan harapan baru bahwa masih ada waktu untuk berbenah, masih ada ruang untuk berekspresi dan berkreasi, tinggal apakah saya mau memanfaatkan kesempatan itu dengan baik ataukah tidak. 

Tak Ada yang Mustahil
Tak ada hal yang mustahil di mata Tuhan. Itulah yang kemudian meyakinkan diri saya karena melalui caranya yang luar biasa dan sangat hebat, dia membenahi hidup saya. Tidak pernah ada orang yang tahu bahwa proses yang sedang saya alami demikian berat, bahkan sesekali harus berontak "kenapa harus saya", tapi Ia yang Maha Tinggi selalu memberikan penguatan "inilah jalanmu", lalui dan nikmati lalu rayakan, apa pun itu rasanya. Jika pedih perih, rasakanlah. Jika banyak cobaan dan tantangan, hadapilah. Jika ada kemenangan, tetaplah selalu berbenah. Tidak ada jalan lain yang lebih dahsyat, unik, dan luar biasa banyak berkat, selain jalan yang telah dikaruniakan kepada saya dari Dia yang merupakan jalan kebenaran dan hidup.

Tulisan pendek ini benar-benar bersumber dari kisah nyata yang saya sajikan dari sisi permukaannya saja. Kisah nyata ini pun sangat mungkin Anda alami, bahkan mungkin jauh lebih hebat dan rumit, karena proses perbaikan jalan hidup dan kesempatan yang ada di dalamnya, tidak hanya dikaruniakan kepada saya, tetapi juga kepada Anda. Seperti jalan rusak yang harus melalui penempaan, itu pula rupa hidup saya setiap saat yang harus selalu diteguhkan dan dikuatkan. Begitupun dengan Anda. Di sela-sela proses perbaikan diri itulah, 1001 kesempatan yang tersedia untuk saya bertumbuh dan berkembang, harus saya respons dengan segenap hati dan kecerdasan pikiran. Dengan demikian, saya pun ingin turut menikmati karunia hidup yang tak pernah habis digali makna dan misterinya, bersama-sama dengan Anda. 

Persembahan yang Kreatif

Oleh: Herry Prasetyo


Suatu ketika, seorang teman bercerita kepada saya: “Kalau tidak ingin mengalami kesunyian, jangan menjadi orang yang kreatif dan berjiwa pemimpin. Hiduplah seperti orang kebanyakan, yang mengalir seperti air, nyantai, dan tidak banyak maunya.” Padahal, kawan saya ini adalah orang yang sangat kreatif, jiwa kepemimpinannya sangat hebat, bahkan ia masih bisa menyisakan waktunya untuk membantu orang yang berkesusahan, tanpa merasa bosan. Lalu, mengapa ia mengatakan hal itu kepada saya? Apa maksud dari perkataannya? Ketika saya tanya, ia waktu itu tidak memberikan jawabannya, sepatah kata pun.

Sang waktu kemudian berjalan dengan membawa banyak pengalaman, banyak persoalan, banyak pula kesempatan untuk menikmati dan memperbarui hidup. Sang waktu pun menawarkan banyak relasi, banyak pribadi yang juga mencoba menyempurnakan makna hidup, dari sudut pandang masing-masing. Saya pun demikian. Sepenggal demi sepenggal hidup dimaknai, dirasakan, diubah dan di-upgrade untuk mencapai puncak pemahaman yang sempurna. Tidak ada waktu yang seharusnya terbuang percuma karena di dalamnya tidak ada yang bisa diulang, seperti penggalan-penggalan cerita film yang bisa diedit dan disusun ulang. Dan, tanpa sengaja, saya pun menemukan jawaban dari perkataan teman saya di atas.

Memang sulit mencari teman yang kreatif, yang banyak ada adalah pribadi penurut yang ingin cari aman. Memang sulit mencari teman berpribadi pemimpin, yang banyak ada adalah pribadi pengikut. Sebaliknya, sangat banyak yang memiliki prinsip “mengalir seperti air” hingga terlena tak berbuat yang terbaik untuk perubahan diri menjadi sempurna. Tak ada yang sempurna, begitulah anggapan kebanyakan orang, sehingga setiap hasil usaha pun setengah-setengah, tak lebih, tak sempurna. Dan, pribadi yang nyantai, juga luar biasa banyak. Pengikutnya pun tak terhitung, kita bisa langsung tunjuk tanpa pusing kepala.

Kepemimpinan dan kreativitas menjadi dua kata asing, hidup di dalam “makna sunyi” karena hanya dimiliki segelintir orang. Padahal, Tuhan mengajak manusia untuk kreatif, berjiwa pemimpin, sehingga apa yang dilakukan manusia bisa memberi makna untuk sesama. Tuhan tidak menginginkan setiap pribadi yang beriman menjadi “layu tak berkembang” karena akal budi dan nuraninya tidak dipergunakan dengan baik, kreatif, dan penuh nuansa kepemimpinan. Mungkin banyak di antara kita yang ingin merespons ajakan Sang Ilahi itu, namun belum memahami diri sendiri dan kemampuan pribadi. Untuk itulah, perlu introspeksi.

  
Pribadi Istimewa 
Kita diciptakan sebagai pribadi yang istimewa, dengan demikian, harus istimewalah sikap dan tindakan yang kita lakukan. Bukan berarti kita ingin dimuliakan membabibuta, namun dengan pribadi yang dikaruniakan kepada kita, sudah sewajarnya seandainya kita memberikan yang terbaik untuk diri sendiri, untuk lingkungan sosial, juga untuk lingkungan pekerjaan kita. Kreativitas dan kepemimpinan sangat diperlukan karena tanpanya kita tidak akan mampu berbuat lebih. Kita bukan pribadi yang semakin hari semakin bodoh, namun sebaliknya, kita adalah manusia pembelajar yang dengan kemampuan akal dan hati, seharusnya semakin lama semakin dewasa dalam sikap dan tindakan.

Memang sangat sedikit teman yang kreatif dan berjiwa kepemimpinan, bisa dihitung dengan jari, bahkan, tidak bisa dihitung. Bukan saking banyaknya, tapi mungkin karena kebetulan tidak ada orang seperti itu di sekitar Anda. Sunyi. Namun, bukan berarti kita menjadi “mati gaya, mati rasa”. Kita harus mampu menciptakan diri sendiri menjadi pribadi yang kreatif dan berguna karena hanya dengan demikian, kita dapat memuliakan Tuhan dengan karya terbaik kita. Jangan terlena dengan hidup yang sudah ada saat ini, karena masih banyak yang dapat kita gali, masih banyak yang dapat kita perbuat. Pimpinlah diri sendiri menuju kreativitas tanpa batas. 

Kesunyian karena sangat sedikitnya roh kreativitas semoga mampu kita ubah menjadi roh sukacita karena setiap orang yang terlibat dalam pekerjaan, dalam cinta, dan dalam kehidupan yang lebih luas menyadari makna peran dan keberadaannya. Tidak sekadar ada, namun benar-benar mampu menghayati keberadaannya di tengah-tengah relasi maupun para sahabat terkasihnya. Jika kita menjadi pemimpin di antara banyak pribadi, memimpinlah dengan kreatif dan hati yang jernih. Jika kita menjadi orang yang biasa-biasa saja, tetap pimpinlah diri sendiri menjadi orang yang mampu menciptakan karya terbaik, meskipun masih sebatas untuk diri sendiri.

Mudah-mudahan, kesunyian itu pecah menjadi kabar sukacita karena kita mampu bersama-sama berlomba menciptakan karya kreatif dan berdaya saing. Buatlah Tuhan tersenyum dengan kreativitas tanpa batas yang Anda persembahkan. ***